Kegiatan penjelajahan alam dari tahun ke tahun semakin meningkat, terutama untuk pendakian gunung. Hal ini sudah pasti memunculkan banyak sekali pendaki-pendaki baru, mulai dari anak kecil sampai yang sudah berumur setengah abad lebih, sepertinya semakin menikmati kegiatan ini. Apalagi, sekarang banyak sekali dijual dan disewakan alat-alat pendakian dan penjelajahan yang modern, canggih, dan pasti lebih nyaman dipakai, dibandingkan dengan perlengkapan 10 tahun yang lalu. Namun, ada satu hal selalu diabaikan oleh para pelaku jelajah baru-baru ini, yakni terkait dengan safety atau keselamatan. Salah satunya, masih banyak ditemukan di lapangan ketika para pendaki mempercayakan “sandal gunung” sebagai alas kaki mereka saat berjalan.
Di toko-toko outdoor yang semakin banyak bertebaran, pasti menjual yang namanya sandal gunung. Dengan desain yang sangat sederhana, sandal ini terkesan sangat berguna, awet, dan siap melintasi medan apapun karena didukung dengan desain sol/bawahan yang “adventurable”. Nah, pemahaman ini yang menurut saya menjadi salah kaprah. Dengan dalih lebih simple, enteng dan yang pasti lebih murah dibandingkan dengan sepatu standar pendakian, akhirnya sandal ini dianggap menjadi sandal yang bisa digunakan unutk perjalanan di gunung. Padahal bukan seperti itu peruntukannya.
Sandal jenis ini memang cocok untuk kontur tanah yang licin dan berbatu, bisa tahan air dan mudah dibersihkan. Namun, sejatinya, sandal ini diperuntukkan hanya ketika kita berada dalam lingkungan yang tidak terlalu ekstrem, di pantai misalnya atau ditempat terbuka dengan tingkat bahaya yang minim. Sandal jenis ini sangat tidak direkomendasi untuk trek tanjakan apalagi untuk perjalanan yang jauh dengan variasi trek yang berbeda-beda. Berbeda jauh dengan sepatu, sandal tidak bisa melindungi anda ketika ada kerikil kecil dan tajam yang biasanya sering terselip di telapak kaki anda. Pasti hal itu terjadi di medan yang berbatu. Belum lagi, ketika melintasi trek yang banyak semak disepanjang jalan. Banyak ranting yang sewaktu-waktu dalam posisi siap menusuk kaki anda sari samping maupun depan. Saya sendiri sangat tidak merasa nyaman dengan sandal macam ini ketika berjalan jauh di hutan, apalagi ketika hujan atau berdebu. Licin ketika hujan, risih ketika berdebu.
Lalu kenapa tetap bersikukuh menggunakan sandal daripada sepatu saat pendakian? Alasan karena sepatu lebih berat dan capek kalau dipakai, katanya. Lalu, ada juga yang beralasan sepatu masih terlampau mahal. Apakah hanya dengan alasan itu faktor keselamatan tetap diindahkan? Jadi, keselamatan bahkan nyawa bukan prioritas utama, dong? Karena hanya ingin mencapai yang namanya kepuasan batin, belum lagi adanya mental “sok pendaki” nya yang keluar. Justru, menurut saya, semakin ahli dan berpengalaman pendaki itu, maka dia akan semakin sadar dengan faktor safety.
Sekarang, banyak sekali jenis sepatu kategori sepatu gunung dengan berbagai macam desain dan harga. Sepatu dengan harga murah bukan berarti murahan. Sudah banyak produk lokal yang bisa diandalkan. Yang penting bisa melindungi kaki anda dari bahaya yang ada di perjalanan. Pilih sepatu yang sampai menutupi mata kaki anda agar bisa meredam sendi anda saat terkilir. Sebagai tambahan informasi, sepatu trail running sama sekali berbeda peruntukannya, sepatu ini bukan untuk pendakian gunung. Bahkan jika memang budget sangat minim, sepatu tentara yang dijual di pasar bisa jadi pilihan yang terbaik. Yang penting saat memilih sepatu adalah, pastikan nyaman di kaki. Beri satu nomor lebih untuk sepatu anda. Saat sudah dibeli dan bersiap untuk untuk digunakan naik gunung, berikan kaki dan sepatu waktu untuk saling menyesuaikan paling tidak tiga hari penggunaan sebelum pendakian dimulai. Jahit ulang sisi-sisi sepatu yang tersambung dengan sol agar lebih awet sebelum dipakai mendaki. Ingat, sepatu macam ini bukan hanya untuk bergaya atau sok-sok an. Tapi ini adalah demi keselamatan jiwa para pendaki juga. Bukan hanya anda yang sayang dengan nyawa anda, namun juga keluarga, teman, kekasih dan orang dekat anda juga menyayangi keselamatan dan nyawa anda para pendaki dan penjelajah.
Be the real adventurer, be the first in safety…
sumber : https://yepemalang.wordpress.com/2013/12/16/sandal-dan-sepatu-jelas-beda/
No comments:
Post a Comment