Monday, January 6, 2014

TENTANG GUNUNG MEKONGGA


Gunung Mekongga merupakan gunung tertinggi di pegunungan Mekongga yang membentang di sisi utara wilayah Kabupaten Kolaka Propinsi Sulawesi Tenggara. Kawasan pegunungan ini merupakan jajaran pegunungan Verbeck yang puncak-puncaknya terdiri dari jenis batuan karst dataran tinggi. dengann puncak tertinggi 2.620 meter dpl, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara geologis wilayah pegunungan ini terbentuk dari atol yang terangkat sekitar ratusan juta tahun yang lalu. Fenomena ini kemudian memberi ruang bagi jenis flora dan fauna yang khas yang kemudian menjadi biota endemic yang hanya terdapat di wilayah ini. Pegunungan Mekongga, juga ideal untuk kegiatan trekking. Titik awal pendakian adalah dari Desa Tinukari di Kecamatan Wawo yang dapat dicapai dengan kendaraan roda empat sekitar empat jam dari kota Kolaka. Selama perjalanan ke puncak yang butuh 4 hari, para pendaki gunung disuguhi suasana hutan tropis yang jarang dijamah orang, merdunya kicau burung, sampai acara menyeberangi pertemuan Sungai Mosembo dan Sungai Tinokari. Selain itu, mungkin akan berpapasan dengan anoa atau Ular Piton dan Cobra .


Nama Mekongga berasal dari cerita rakyat setempat yang berkisah tentang pertempuran seorang kesatria dan seekor burung elang. Menurut hikayat, suatu masa puncak gunung ini dihuni oleh Kongga, yaitu seekor burung raksasa. Para penduduk sering resah karena sang burung sering membuat onar dan mengganggu kehidupan rakyat. Kemudian tampillah seorang bangsawan gagah berani yang berhasil menewaskan burung raksasa. Sebagai hadiahnya, raja setempat menikahkan putrinya dengan si bangsawan. Dan untuk mengenang jasa besar itu, kawasan tersebut diberi nama Mekongga.
Pegunungan ini terletak di Sulawesi Tenggara, tepatnya di kabupaten Kolaka kecamatan Ranteangin. Gunung ini disebut Mekongga karena sesuai dengan nama penduduk asli daerah ini yaitu suku Tolaki Mekongga yang dahulunya mendiami kerajaan Mekongga. Menurut cerita rakyat di pegunungan ini terdapat Tebing Putih yang bernama Musero-sero yang merupakan pusat kerajaan jin untuk wilayah Kolaka Utara. Pada intinya gunung ini jarang didaki dan dikunjungi, namun pesonanya. tidak kalah dengan gunung lain yang ada di Indonesia. Pegunungan yang mempunyai puncak setinggi 2.620 m dpl ini masih sangat perawan. Untuk mencapai pegunungan ini dimulai dari Pomalaa yang merupakan lokasi pertambangan PT.ANTAM yang ada di Sulawesi Tenggara, kemudian dari sana dilanjutkan dengan menggunakan mobil angkot (pete’-pete’), dengan tarif Rp.12.000,- per orang tujuannya adalah Terminal Larumbalangi Sabilambo. Dari terminal larumbalangi kita melanjutkan perjalanan menuju terminal lama kolaka dengan menggunakan angkot, dengan tarif Rp.3.000.
Kolaka adalah sebuah kota pelabuhan kecil di tepi teluk Bone, untuk menuju desa terakhir yaitu Desa Tinukari, dari Kolaka kita menumpang kendaraan kecil dengan tarif Rp.25.000,- orang. Lamanya perjalanan hingga Desa Tinukari adalah 3 jam, sepanjang perjalanan akan disunguhi oleh pemandangan Teluk Bone yang indah. Di Pantai Tamborasi ada sungai Tamburasi yang disebut sebagai sungai terpendek didunia, karena Jarak antara hulu dan muaranya di laut hanya 10 m.

Rute Pendakian

DESA TINUKARI
Desa Tinukari ini berada 150 km dari Kota Pomalaa. Dari desa Tinukari jejeran pegunungan Mekongga jelas terlihat. Desa yang dihuni oleh suku Tolaki Mekongga yang merupakan turunan dari kerajaan Mekongga dan juga ada beberapa suku pendatang yang jadi penduduk didesa ini seperti : suku Toraja,Luwu,Kajang,dll. Desa ini sudah cukup baik keadaannya dan jalan didesa ini pun sudah diaspal. Jalur pendakian hanya satu yaitu dari desa Tinukari ini dan kondisinya pun tidak begitu jelas, karena jarangnya ditempuh oleh pendaki.

DESA TINUKARI – CAMP I (Kebun II Pak Basir)


Perjalanan dimulai setelah menyelusuri jalan aspal desa dan masuk kejalan setapak didalam kebun coklat, kemudian akan bertemu sebuah sungai dengan lebar sekitar 15 meter dan arusnya cukup deras. Kemudian jalan setapak yang sering dipakai pencari rotan yang terus mengikuti sungai. Sebelum mencapai sungai Aala Mosembo dan Aala Tinukari (Aala dlm bahasa Tolaki berarti sungai). kita akan dihadapakan oleh 4 sungai lainnya. Selepas daerah sungai ini baru jalan setapak masuk kedalam hutan dan mulai menanjak tajam. Tanaman masih didominasi oleh rotan dan tanaman sejenis perdu. Sekitar 2 jam berikutnya akan samapi dijalan HBI, yaitu sebuah perusahaan logging kayu pernah beroperasi tahun 1996. Kemudian tutup setelah diprotes oleh masyarakat akibat kerusakan lingkungan yang ditimbukannya. Sepanjang jalan beakas HBI yang sudah tertutup oleh ilalang dan rotan banyak ditemukan kotoran sapi. Yang konon merupakan sapi milik DI/TII dulu. Sapi-sapi tersebut sengaja dilepas di hutan ini sebagai ransum para tentara DI/TII jaman perang dahulu. Camp I merupakan sebuah rumah kebun milik Pak Basir yang berada pada ketinggian 900 m dpl. Waktu tempuh dari desa Tinukari ke Camp I ini adalah sekitar 7 jam.


CAMP I – CAMP II (Foya-Foya)


Jalur awal pendakian dari Camp I munuju Camp II masih mengikuti jalur jalan HBI. Diketinggian 1.000 m dpl, panorama mulai terbuka, vegetasi tumbuhan kayu mulai bertambah, perdu, lumut dan kantong semar muali mendominasi. Disebelah timur tampak jajaran perbukitan Mekongga yang menjari kemana-mana, dan arah jalan setapak menuju kesana. Camp II berada pada ketinggian 1.444 m dpl. Dari sisi jalur mulai menanjak dan banyak sekali bekas longsoran. Sepanjang jalan banyak ditemukan air terjun kecil. Vegetasi yang dominan adalah tumbuhan berkayu bekas yang ditumbuhi lumut. Hal ini terjadi karena daerah ini sangat lembab. Kantong Semar dan aneka jenis anggrek bias ditemukan dengan mudah.

CAMP II – CAMP III (Pos 8 Sawerigading/Hutan Lumut)


Setelah meninggalkan jalan HBI dan tiba dipuncak HBI diketinggian 1.800 m dpl, dikejauhan mulai tampak Osu Mosembo. Jalur pendakian naik turun punggungan, kita harus waspada sewaktu berjalan agar tidak salah punggungan, karena bentuk punggungan gunung ini yang menjalar kesegala arah. Kemudian jalan setapak akan samapai didaerah bebatuan yang di sebut Musero-sero diketinggian 2.370 m dpl. aerah ini diyakini oleh penduduk setempat sebagai pusat kerajaan jin untuk daerah Kolaka Utara. Disini terdapat sebuah batu yang seperti meriam dan moncongnya menhadap kearah “KABAH” tebing batu nun jauh di sebelah Timur. Dari Musero-sero perjalanan bertambah berat karena harus memanjat tebing-tebing dan tanjakan-tanjakan yang tanpa henti hingga sampai pada Camp III. Setelah sehari berjalan baru sampai di Camp III yang merupakan sebuah dataran yang berada di puncak bukit. Ketinggiannya 2.500 m dpl.


CAMP III - PUNCAK


Puncak Mekongga merupakan batuan gamping, untuk menuju kesana harus beberapa kali berpindah punggungan dan melipir . Mendekati puncak kita akan dihadapkan oleh sebuah tebing, tidak ada jalan lain tebing tersebut harus dipanjat untuk mencapai puncak Mekongga. Hati-hati karena batuan tebing ini mudah lepas.Puncaknya merupakan bebatuan tajam yang cukup luas.




Perijinan
Tidak ada aturan khusus untuk mendaki gunung ini, tapi ada baiknya anda melengkapi diri dengan surat jalan dari organisasi atau bila perlu dari kepolisian tempat asal. Selebihnya kita cukup minta ijin pada Kepala Desa Tinukari.

Tempat menarik
Keindahan dan keperawanan alam pegunungan Mekongga ini adalah merupakan atraksi utama dalam perjalanan pendakian ke gunung ini, selain itu juga adat istiadat dari penduduk asli juga tidak kalah menariknya.
Gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru (3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah. Terutama disekitar ranu kumbolo. Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl. Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru. Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo. Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng. Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek. Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html Muhammad Chamdun - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html Muhammad Chamdun - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html Muhammad Chamdun - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html Muhammad Chamdun - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html Muhammad Chamdun - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html Muhammad Chamdun - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html Muhammad Chamdun - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru (3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah. Terutama disekitar ranu kumbolo. Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl. Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru. Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo. Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng. Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek. - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.pzDN4DIC.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru (3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah. Terutama disekitar ranu kumbolo. Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl. Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru. Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo. Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng. Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek. Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru Jalur Pendakian Watu Rejeng Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang tinggi sangat tidak nyaman. Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek. Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha. Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang. Cemoro Kandang - Pos Kalimati Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman. Pos Kalimati - Arcopodo Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya kita akan melewati bukit pasir. Arcopodo - Puncak Mahameru Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai), melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air. Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas. Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Jalur Pendakian Ayek-Ayek Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung. Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung. Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali terlihat berada disekitar jalur ini. Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo, kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo. Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap waspada karena rawan longsor. Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis. Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah. Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak melingkar ke arah kiri. Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas. Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai. Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak. Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang sangat menarik. Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.pzDN4DIC.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun

No comments:

Post a Comment