Gunung Mekongga merupakan gunung
tertinggi di pegunungan Mekongga yang membentang di sisi utara wilayah
Kabupaten Kolaka Propinsi Sulawesi Tenggara. Kawasan pegunungan ini
merupakan jajaran pegunungan Verbeck yang puncak-puncaknya terdiri dari
jenis batuan karst dataran tinggi. dengann puncak tertinggi 2.620 meter
dpl, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi
Tenggara. Secara geologis wilayah pegunungan ini terbentuk dari atol
yang terangkat sekitar ratusan juta tahun yang lalu. Fenomena ini
kemudian memberi ruang bagi jenis flora dan fauna yang khas yang
kemudian menjadi biota endemic yang hanya terdapat di wilayah ini.
Pegunungan Mekongga, juga ideal untuk kegiatan trekking. Titik awal
pendakian adalah dari Desa Tinukari di Kecamatan Wawo yang dapat dicapai
dengan kendaraan roda empat sekitar empat jam dari kota
Kolaka. Selama perjalanan ke puncak yang butuh 4 hari, para pendaki
gunung disuguhi suasana hutan tropis yang jarang dijamah orang, merdunya
kicau burung, sampai acara menyeberangi pertemuan Sungai Mosembo dan Sungai Tinokari. Selain itu, mungkin akan berpapasan dengan anoa atau Ular Piton dan Cobra .
Nama
Mekongga berasal dari cerita rakyat setempat yang berkisah tentang
pertempuran seorang kesatria dan seekor burung elang. Menurut hikayat,
suatu masa puncak gunung ini dihuni oleh Kongga, yaitu seekor burung
raksasa. Para penduduk sering resah karena sang burung sering membuat
onar dan mengganggu kehidupan rakyat. Kemudian tampillah seorang
bangsawan gagah berani yang berhasil menewaskan burung raksasa. Sebagai
hadiahnya, raja setempat menikahkan putrinya dengan si bangsawan. Dan
untuk mengenang jasa besar itu, kawasan tersebut diberi nama Mekongga.
Pegunungan
ini terletak di Sulawesi Tenggara, tepatnya di kabupaten Kolaka
kecamatan Ranteangin. Gunung ini disebut Mekongga karena sesuai dengan
nama penduduk asli daerah ini yaitu suku Tolaki Mekongga yang dahulunya
mendiami kerajaan Mekongga. Menurut cerita rakyat di pegunungan ini
terdapat Tebing Putih yang bernama Musero-sero yang merupakan pusat
kerajaan jin untuk wilayah Kolaka Utara. Pada intinya gunung ini jarang
didaki dan dikunjungi, namun pesonanya. tidak kalah dengan gunung lain
yang ada di Indonesia.
Pegunungan yang mempunyai puncak setinggi 2.620 m dpl ini masih sangat
perawan. Untuk mencapai pegunungan ini dimulai dari Pomalaa yang
merupakan lokasi pertambangan PT.ANTAM yang ada di Sulawesi Tenggara,
kemudian dari sana
dilanjutkan dengan menggunakan mobil angkot (pete’-pete’), dengan tarif
Rp.12.000,- per orang tujuannya adalah Terminal Larumbalangi Sabilambo.
Dari terminal larumbalangi kita melanjutkan perjalanan menuju terminal
lama kolaka dengan menggunakan angkot, dengan tarif Rp.3.000.
Kolaka adalah sebuah kota
pelabuhan kecil di tepi teluk Bone, untuk menuju desa terakhir yaitu
Desa Tinukari, dari Kolaka kita menumpang kendaraan kecil dengan tarif
Rp.25.000,- orang. Lamanya perjalanan hingga Desa Tinukari adalah 3 jam,
sepanjang perjalanan akan disunguhi oleh pemandangan Teluk Bone yang
indah. Di Pantai Tamborasi ada sungai Tamburasi yang disebut sebagai
sungai terpendek didunia, karena Jarak antara hulu dan muaranya di laut
hanya 10 m.
Rute Pendakian
DESA TINUKARI
Desa Tinukari ini berada 150 km dari Kota Pomalaa. Dari desa Tinukari jejeran pegunungan Mekongga jelas terlihat. Desa yang dihuni oleh suku Tolaki Mekongga yang merupakan turunan dari kerajaan Mekongga dan juga ada beberapa suku pendatang yang jadi penduduk didesa ini seperti : suku Toraja,Luwu,Kajang,dll. Desa ini sudah cukup baik keadaannya dan jalan didesa ini pun sudah diaspal. Jalur pendakian hanya satu yaitu dari desa Tinukari ini dan kondisinya pun tidak begitu jelas, karena jarangnya ditempuh oleh pendaki.
DESA TINUKARI – CAMP I (Kebun II Pak Basir)
Perjalanan dimulai setelah menyelusuri jalan aspal desa dan masuk kejalan setapak didalam kebun coklat, kemudian akan bertemu sebuah sungai dengan lebar sekitar 15 meter dan arusnya cukup deras. Kemudian jalan setapak yang sering dipakai pencari rotan yang terus mengikuti sungai. Sebelum mencapai sungai Aala Mosembo dan Aala Tinukari (Aala dlm bahasa Tolaki berarti sungai). kita akan dihadapakan oleh 4 sungai lainnya. Selepas daerah sungai ini baru jalan setapak masuk kedalam hutan dan mulai menanjak tajam. Tanaman masih didominasi oleh rotan dan tanaman sejenis perdu. Sekitar 2 jam berikutnya akan samapi dijalan HBI, yaitu sebuah perusahaan logging kayu pernah beroperasi tahun 1996. Kemudian tutup setelah diprotes oleh masyarakat akibat kerusakan lingkungan yang ditimbukannya. Sepanjang jalan beakas HBI yang sudah tertutup oleh ilalang dan rotan banyak ditemukan kotoran sapi. Yang konon merupakan sapi milik DI/TII dulu. Sapi-sapi tersebut sengaja dilepas di hutan ini sebagai ransum para tentara DI/TII jaman perang dahulu. Camp I merupakan sebuah rumah kebun milik Pak Basir yang berada pada ketinggian 900 m dpl. Waktu tempuh dari desa Tinukari ke Camp I ini adalah sekitar 7 jam.
CAMP I – CAMP II (Foya-Foya)
Jalur awal pendakian dari Camp I munuju Camp II masih mengikuti jalur jalan HBI. Diketinggian 1.000 m dpl, panorama mulai terbuka, vegetasi tumbuhan kayu mulai bertambah, perdu, lumut dan kantong semar muali mendominasi. Disebelah timur tampak jajaran perbukitan Mekongga yang menjari kemana-mana, dan arah jalan setapak menuju kesana. Camp II berada pada ketinggian 1.444 m dpl. Dari sisi jalur mulai menanjak dan banyak sekali bekas longsoran. Sepanjang jalan banyak ditemukan air terjun kecil. Vegetasi yang dominan adalah tumbuhan berkayu bekas yang ditumbuhi lumut. Hal ini terjadi karena daerah ini sangat lembab. Kantong Semar dan aneka jenis anggrek bias ditemukan dengan mudah.
CAMP II – CAMP III (Pos 8 Sawerigading/Hutan Lumut)
Setelah meninggalkan jalan HBI dan tiba dipuncak HBI diketinggian 1.800 m dpl, dikejauhan mulai tampak Osu Mosembo. Jalur pendakian naik turun punggungan, kita harus waspada sewaktu berjalan agar tidak salah punggungan, karena bentuk punggungan gunung ini yang menjalar kesegala arah. Kemudian jalan setapak akan samapai didaerah bebatuan yang di sebut Musero-sero diketinggian 2.370 m dpl. aerah ini diyakini oleh penduduk setempat sebagai pusat kerajaan jin untuk daerah Kolaka Utara. Disini terdapat sebuah batu yang seperti meriam dan moncongnya menhadap kearah “KABAH” tebing batu nun jauh di sebelah Timur. Dari Musero-sero perjalanan bertambah berat karena harus memanjat tebing-tebing dan tanjakan-tanjakan yang tanpa henti hingga sampai pada Camp III. Setelah sehari berjalan baru sampai di Camp III yang merupakan sebuah dataran yang berada di puncak bukit. Ketinggiannya 2.500 m dpl.
Puncak Mekongga merupakan batuan gamping, untuk menuju kesana harus beberapa kali berpindah punggungan dan melipir . Mendekati puncak kita akan dihadapkan oleh sebuah tebing, tidak ada jalan lain tebing tersebut harus dipanjat untuk mencapai puncak Mekongga. Hati-hati karena batuan tebing ini mudah lepas.Puncaknya merupakan bebatuan tajam yang cukup luas.
Perijinan
Tidak ada aturan khusus untuk mendaki gunung ini, tapi ada baiknya anda melengkapi diri dengan surat jalan dari organisasi atau bila perlu dari kepolisian tempat asal. Selebihnya kita cukup minta ijin pada Kepala Desa Tinukari.
Keindahan dan keperawanan alam pegunungan Mekongga ini adalah merupakan atraksi utama dalam perjalanan pendakian ke gunung ini, selain itu juga adat istiadat dari penduduk asli juga tidak kalah menariknya.
Gunung semeru merupakan
gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru
(3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya
pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah.
Terutama disekitar ranu kumbolo. Desa terakhir yang harus kita lewati
untuk menuju puncak Mahameru adalah desa Ranu Pane. Untuk menuju
Ranupane bisa dari kota malang atau lumajang. Dari terminal kota malang
naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk
Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang. Di
Ranu Pane terdapat Pos pemeriksaan, warung dan pondok penginapan.
Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga
terdapat dua buah danau yakni danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo
(0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl. Ada dua jalur yang bisa
ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru. Tetapi kedua jalur
tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo. Jalur Pendakian Gunung Semeru via
Watu Rejeng. Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek. Peta
Dua Jalur Pendakian Gunung semeru - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak
tertingginya Mahameru (3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati
pendaki. Biasanya pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya
yang indah. Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.pzDN4DIC.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak
tertingginya Mahameru (3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati
pendaki. Biasanya pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya
yang indah. Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru
Jalur Pendakian Watu Rejeng
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo
Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit
menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa
Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan
terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja
tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas
kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang
tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat
batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat
indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak
semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang
masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.
Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga
ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini
terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini
sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah
pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan,
kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m
dengan luas 14 ha.
Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin.
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan
yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat
indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus
seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara
dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat
pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini
dinamakan Cemoro Kandang.
Cemoro Kandang - Pos Kalimati
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada
ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk
beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada
pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api
unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan
ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Pos Kalimati - Arcopodo
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500
meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang
rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan
cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang
stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian
2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Arcopodo - Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai),
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang
bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari
Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air.
Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain
terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun
dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad
Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai
kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Jalur Pendakian Ayek-Ayek
Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur
Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi
jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari
desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran
penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan
kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih
baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan
gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap
waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak
melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa
pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang
jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan
satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan
tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah
luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung
Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus
sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu
hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan
mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,
kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila
pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng
selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai
panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang
sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.pzDN4DIC.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
No comments:
Post a Comment