Monday, January 20, 2014
Gua Tengkorak Kuburan Kedua Bangsawan Mekongga
Tim peneliti yang terdiri dari Balai Pelestarian Cagar Budaya dan Universitas Hasanuddin Makassar terus mengembangkan penelitian terhadap keberadaan ribuan tengkorak manusia di Gua Mekongga di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.
Asmunandar, arkeolog asal Universitas Negeri Makassar, menyatakan, tengkorak-tengkorak yang ada di dalam gua tersebut adalah saudagar/bangsawan atau kalangan orang berada dari suku Mekongga pada abad ke-14 silam, atau bisa juga keturunan dari para bangsawan tersebut. Asumsi ini bisa dikaitkan dengan temuan soronga (peti mati) dan benda-benda mewah pada zaman tersebut.
"Kita mencoba mengaitkan kenapa banyak guci/keramik, manik-manik, dan uang logam dalam gua yang berisikan tengkorak manusia. Belum lagi adanya soronga yang warga lokal menyebutnya peti mati. Ternyata, gua itu dulunya adalah kuburan kedua bagi para kaum bangsawan atau keturunannya (suku Mekongga, red). Peti mati bermotif itu ternyata ada maknanya dan sebagai tanda derajat sosial tengkorak yang ada di dalamnya," jelas Asmunandar kepada Kompas.com.
"Kenapa dikatakan sebagai kuburan kedua bagi para bangsawan? Karena pada abad ke-14, Islam belum masuk di Sulawesi dan belum mengenal istilah penguburan yang ditanam. Khusus pribumi, di tempat ini, kalau ada orang meninggal, itu prosesinya seperti dikeringkan dan airnya ditadah pakai guci/keramik. Setelah jadi tulang, barulah dimasukkan ke soronga bersamaan barang-barang mewah miliknya. Penguburan kedua mereka di gua itu," lanjutnya.
Keterangan dari arkeolog tersebut diperkuat oleh Muhammad Natsir dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar. Menurutnya, informasi dari para suku Mekongga saat ini memang dahulu nenek moyang mereka kalau meninggal seperti itu.
"Istilah penguburan kedua itu tengkorak yang dibawa ke gua untuk disemayamkan selama-lamanya. Kalau seperti Hindu (jenazah, red) kan dibakar dan abunya dibuang ke laut atau sungai. Begitu ceritanya," kata Natsir.
Salah seorang warga sekitar gua, Hj Muna, mengaku dirinya asli suku Mekongga. Saat masih kecil, Muna sering diceritakan masalah sejarah suku Mekongga, termasuk proses upacara kalau ada orang kaya yang meninggal.
"Kalau sudah mau menuju penguburan kedua pakai soronga itu, barang-barang mewahnya dimasukkan ke peti," jelas Muna.
Keberadaan gua tengkorak ini terkuak oleh tim Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013 Subkorwil IX/Kolaka. Sejarah suku Mekongga yang merupakan suku asli Kolaka dan Kolaka Utara kini mulai terungkap.
Friday, January 10, 2014
OUTDOOR ACTIVITY
Bila engkau tidak dapat menjadi beringin yang tegak diatas puncak bukit,
maka jadilah saja rumput, tetapi rumput yang tumbuh memperkuat tanggul.
Bila engkau tidak bisa menjadi jalan besar, maka jadilah saja jalan
setapak, tetapi jalan setapak yang menuju ke mata air. Tidak semuanya
dapat menjadi nahkoda, tentu harus ada kelasi. Sebaik-baiknya engkau
adalah menjadi dirimu sendiri.
Ada gunanya gak ya tulisan di bawah2 ini...
Moga deh, sayangnya sekarang susah nyari orang yang mau kembali ke alam..
Paling ke alam cuma jadi selebriti aja
Come On... WELCOME TO THE JUNGLE
klik di SINI jika anda ingin kembali ke ALAM
semoga bemanfaat :)
Ada gunanya gak ya tulisan di bawah2 ini...
Moga deh, sayangnya sekarang susah nyari orang yang mau kembali ke alam..
Paling ke alam cuma jadi selebriti aja
Come On... WELCOME TO THE JUNGLE
klik di SINI jika anda ingin kembali ke ALAM
semoga bemanfaat :)
MENGUAK TRADISI PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR
"Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan, mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat".
Sebagai seorang penggiat alam yang bergelut dengan organisasi Pencinta Alam, Kegiatan pendidikan Dasar bukan merupakan hal yang baru . Sebelum meraih status menjadi anggota di sebuah organisasi PA, tentunya kita menempuh pendidikan dasar. Proses pendidikan dasar yang di lakukan oleh setiap organisasi tentunya berbeda-beda, mulai dari tingkat kesulitan, waktu, muatan, maupun bentuk pembangunan mental untuk para peserta.
Pendidikan dasar,secara epistemologis, merupakan pem-besikan peserta didik dengan sejumlahdasar-dasar ilmu pengetahuan dan menjadi pengetahun dasar pada jenjangpendidikan berikutnya. Dalam pengertian ini pula bermkna, bahwa pendidikan menengah dan pendidikan tinggi akan berkualitas, jika pendidikan dasarnya berkualitas. Sebab pendidikan dasar memberikan fondasi epistemologis yang cukup signifikan bagi pendidikan selanjutnya.
dalam sebuah organisasi pencinta alam pendidikan dasar adalah pembekalan dasar anggota dengan pengetahuan dasar yang diperlukan di alam bebas, pendidikan dasar juga merupakan proses regenerasi organisasi tersebut.
konsep pendidikan dasar terbagi menjadi dua :
1. konsep pendidikan dasar tentang pengetahuan dan kemampuan dasar secara individual
Dalam konsep ini pengembangan pengetahuan tentang alam bebas dan kepencintaalaman akan dilatih melalui pembinaan mental secara pribadi.
2. Konsep pendidikan dasar tentang pengetahuan dan kemampuan dasar secara kelompok.
Dalam konsep ini pengembangan kemampuan untuk memanajemen diri dalam perjalanan di alam bebas maupun dalam organisasi saat pribadi berinteraksi dengan kelompoknya diperlukan untuk penyelesaian konflik.
Proses Diksar di kalangan pencinta alam dikenal dengan tingkat kekerasan yang tinggi atau semi militer. tapi tidak sedikit juga organisasi yang sudah tidak menganut aktivitas semi militer tersebut, tergantung muatan pada kegiatan diksar masing-masing.
Dalam petualangan menempuh rimba raya, tidak sedikit tantangan yang kita hadapi.baik hambatan objektif seperti Hujan lebat, badai angin kencang, maupun hambatan subjektif dari diri sendiri seperti fisik yang tidak dipersiapkan dan kemampuan tentang pengetahuan di alam bebas yang masih sangat minim.
Seorang yang bergelut dalam organisasi PA tidak hanya beraktivitas di alam bebas, kegiatan organisasi membutuhkan loyalitas dan dedikasi yang membentuk chemistry terhadap anggota kepada organisasi juga merupakan aktivitas yang sering kita geluti bersama.
itulah yang perlu di bentuk dalam pendidikan dasar, kita yang saat ini sudah bergelut dan beraktivitas didalamnya mungkin telah menemukan makna pendidikan dasar yang kita tempuh di waktu silam.
tidak dapat dipungkiri rasa tanggung jawab penuh terhadap sebuah organisasi merupakan kewajiban yang sulit di penuhi oleh person dalam sebuah organisasi, tapi bagaimana cara kita membentuk rasa tanggung jawab itu ?
apakah pendidikan dasar yang telah tempuh , telah membentuk karakter kita sebagai seorang yang mengemban gelar Pencinta alam ?
Pendidikan dasar,secara epistemologis, merupakan pem-besikan peserta didik dengan sejumlahdasar-dasar ilmu pengetahuan dan menjadi pengetahun dasar pada jenjangpendidikan berikutnya. Dalam pengertian ini pula bermkna, bahwa pendidikan menengah dan pendidikan tinggi akan berkualitas, jika pendidikan dasarnya berkualitas. Sebab pendidikan dasar memberikan fondasi epistemologis yang cukup signifikan bagi pendidikan selanjutnya.
dalam sebuah organisasi pencinta alam pendidikan dasar adalah pembekalan dasar anggota dengan pengetahuan dasar yang diperlukan di alam bebas, pendidikan dasar juga merupakan proses regenerasi organisasi tersebut.
konsep pendidikan dasar terbagi menjadi dua :
1. konsep pendidikan dasar tentang pengetahuan dan kemampuan dasar secara individual
Dalam konsep ini pengembangan pengetahuan tentang alam bebas dan kepencintaalaman akan dilatih melalui pembinaan mental secara pribadi.
2. Konsep pendidikan dasar tentang pengetahuan dan kemampuan dasar secara kelompok.
Dalam konsep ini pengembangan kemampuan untuk memanajemen diri dalam perjalanan di alam bebas maupun dalam organisasi saat pribadi berinteraksi dengan kelompoknya diperlukan untuk penyelesaian konflik.
Proses Diksar di kalangan pencinta alam dikenal dengan tingkat kekerasan yang tinggi atau semi militer. tapi tidak sedikit juga organisasi yang sudah tidak menganut aktivitas semi militer tersebut, tergantung muatan pada kegiatan diksar masing-masing.
Dalam petualangan menempuh rimba raya, tidak sedikit tantangan yang kita hadapi.baik hambatan objektif seperti Hujan lebat, badai angin kencang, maupun hambatan subjektif dari diri sendiri seperti fisik yang tidak dipersiapkan dan kemampuan tentang pengetahuan di alam bebas yang masih sangat minim.
Seorang yang bergelut dalam organisasi PA tidak hanya beraktivitas di alam bebas, kegiatan organisasi membutuhkan loyalitas dan dedikasi yang membentuk chemistry terhadap anggota kepada organisasi juga merupakan aktivitas yang sering kita geluti bersama.
itulah yang perlu di bentuk dalam pendidikan dasar, kita yang saat ini sudah bergelut dan beraktivitas didalamnya mungkin telah menemukan makna pendidikan dasar yang kita tempuh di waktu silam.
tidak dapat dipungkiri rasa tanggung jawab penuh terhadap sebuah organisasi merupakan kewajiban yang sulit di penuhi oleh person dalam sebuah organisasi, tapi bagaimana cara kita membentuk rasa tanggung jawab itu ?
apakah pendidikan dasar yang telah tempuh , telah membentuk karakter kita sebagai seorang yang mengemban gelar Pencinta alam ?
RENCANA AWAL BERKEGIATAN TEAM TRACKING KENDARI
Wednesday, January 8, 2014
5 Gunung Paling Angker di Indonesia...........
1. Gunung Salak
Nama Gunung Salak di Jawa Barat sudah cukup akrab di kalangan para pendaki. Meski menjual eksotisme alam yang luar biasa, ternyata banyak cerita di balik gunung yang memiliki tebing-tebing terjal ini. Selain faktor geografis, sejumlah cerita mistis menyelimuti kegagahan gunung yang disebut-sebut menjadi salah satu tempat penyimpanan harta karun peninggalan Belanda ini. Bahkan cerita-cerita yang sulit dipercaya itu malah diyakini menjadi penyebab beberapa insiden kecelakaan pesawat hingga hilangnya para pendaki.
Pada Februari 2009, tujuh orang pendaki gunung yang juga mahasiswa Universitas Yarsi sempat dinyatakan hilang. Mereka tersesat saat mereka mendaki melalui jalur ilegal di Cimalati, Sukabumi. Di bulan Januari 2010, rombongan pendaki dari UIN Yogyakarta juga dinyatakan hilang kontak saat melakukan pendakian. Tak hanya hilang, para pendaki juga banyak yang tewas ketika mendaki gunung itu. Di awal tahun 2012 tepatnya di bulan Februari, seorang pendaki dinyatakan tewas dalam pendakian ke Gunung Salak, Bogor.
2. Gunung Slamet
Gunung Slamet cukup populer sebagai sasaran pendakian meskipun medannya dikenal sulit. Di kaki gunung ini terletak kawasan wisata Baturraden yang menjadi andalan Kabupaten Banyumas karena hanya berjarak sekitar 15 km dari Purwokerto. Pada pertengahan Maret lalu, enam pendaki dinyatakan hilang.
Enam orang pendaki asal Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang dinyatakan hilang di Gunung Slamet karena diduga tersesat. Sebelumnya pada Agustus 2011 lalu sembilan pendaki asal Kabupaten Batang, Jawa Tengah, juga hilang di Gunung Slamet. Banyak juga pendaki yang dikabarkan tewas mendaki gunung tersebut.
3. Gunung Lawu
Gunung Lawu memiliki ketinggian sekitar 3265 M di atas permukaan laut. Gunung ini terletak di perbatasan propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gunung Lawu bersosok angker dan menyimpan misteri dengan tiga puncak utamanya : Harga Dalem, Harga Dumilah dan Harga Dumiling yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa.
Konon kabarnya gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan ada hubungan dekat dengan tradisi dan budaya keraton, semisal upacara labuhan setiap bulan Sura (muharam) yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta. Banyak pendaki yang hilang bahkan meninggal saat mendaki gunung ini. Pada Desember 2009 lalu, 70 pendaki tersesat di gunung ini dan tiga di antaranya tewas.
4. Gunung Sindoro
Gunung Sindoro merupakan sebuah gunung volkano aktif yang terletak di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Gunung Sindoro terletak berdampingan dengan Gunung Sumbing. Kawah yang disertai jurang dapat ditemukan di sisi barat laut ke selatan gunung, dan yang terbesar disebut Kembang. Sebuah kubah lava kecil menempati puncak gunung berapi.
Sejarah letusan Gunung Sindoro yang telah terjadi sebagian besar berjenis ringan sampai sedang Pada awal tahun 2013 lalu Tim SAR Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, menemukan dua pendaki di kaki Gunung Sindoro dalam kondisi mengenaskan saat berlangsung perayaan pergantian tahun. Seorang pendaki ditemukan dalam keadaan lemas, dan seorang lagi bahkan sudah meninggal.
5. Gunung Kerinci
Gunung Kerinci Adalah gunung tertinggi di Sumatra, gunung berapi tertinggi di Indonesia, dan puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua. Gunung Kerinci terletak di provinsi Sumatera Barat dan Jambi, di Pegunungan Bukit Barisan. Gunung ini dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat dan merupakan habitat harimau sumatra dan badak sumatra. Puncak Gunung Kerinci berada pada ketinggian 3.805 mdpl, di sini pengunjung dapat melihat di kejauhan membentang pemandangan indah kota Jambi, Padang, dan Bengkulu. Bahkan Samudera Hindia yang luas dapat terlihat dengan jelas.
Gunung Kerinci memiliki kawah seluas 400 x 120 meter dan berisi air yang berwarna hijau. Namun meski indah, gunung ini juga terkenal angker untuk pendaki. Pada awal Januari 2013, tiga pendaki ditemukan tewas di dasar jurang saat mendaki gunung ini. Para pendaki tersebut dinyatakan hilang sebelum akhirnya ditemukan tewas di hari kesepuluh.
5 Gunung Paling Angker di Indonesia............
Monday, January 6, 2014
Batu Sangia dan Tangkeno, Wajah Eksotis Pulau Kabaena
Batu Sangia dan Tangkeno, Wajah Eksotis Pulau Kabaena
Panorama Gunung Sabampolulu di Tangkeno,Kabaena yang eksotik. Semoga saja pemerintah dapat mewujudkan mimpi-mimpinya di wilayah ini. inzet, kepala desa Enano di Tangkeno, Majid Ege. [abdi/kp] Digagas Jadi Desa Wisata, Tawarkan Kesejukan Alam Dipercaya sebagai pusat kerajaan Kabaena di zaman dulu, Tangkeno kini nyaris tanpa perubahan luar biasa. Peradaban memang sudah mulai maju, tapi kondisi alamnya masih sejuk, teriknya matahari disapu oleh semilir angin gunung Sabampolulu yang menjulang di bagian timur kampung itu. Orisinilitas inilah yang jadi daya tarik Tangkeno. Setelah menelusuri jejak-jejak beradaban dan kemolekan Gunung Batu Sangia di Tirongkotua, Kendari Pos memilih melanjutkan perjalanan menuju Kampung Tangkeno, yang tak kalah, bahkan jauh lebih elok. Mulailah melihat sisi uniknya Tangkeno dari cacatan administrasinya. Di dokumen kewilayahan, Tangkeno ini ditulis Desa Enano di Tangkeno. “Soalnya, ada juga Desa Tangkeno di Enano, letaknya di bagian utara kampung Tankeno ini, di bawah gunung,” cetus Firuddin, salah seorang guru di Tangkeno. Urusan “tukaran nama” desa ini, seperti penuturan Kepala Desa Enano di Tangkeno, Abd Majid Ege, bermula ketika tiga kampUng di Kabaena, yakni Tangkeno, Enano dan Lengora bersatu dalam sebuah konsep pemerintahan bernama desa gabungan, saat masih pertama kali bergabung dengan Kabupaten Buton. Pusat pemerintahannya di Kampung Enano. Setelah itu, ada usulan untuk memisahkan konsep desa gabungan ini, menjadi desa definitife, meski tetap berisi tiga kampung itu. “Masalahnya, saat SK desa ini terbit, pemerintah menulis ibukotanya itu di Tangkeno ini. Padahal kan harusnya di Enano. Karena orang Tangkeno dan Lengora tak ada yang mau jadi Kades, maka kepala desa gabungan yang tinggal di Enano, ditunjuk kembali. Tapi beliau tidak mau membangun kantor desa di Tangkeno, maunya tetap di Enano. Padahal, nama desa yang ditetapkan itu Desa Tangkeno,” Majid Ege, mengisahkan. Makanya, kepala desa yang ditunjuk itu dalam persuratan desanya, menulis Desa Tangkeno di Enano. Dalam perjalanannya kemudian, baik Lengora, Tangkeno maupun Enano akhirnya terpisah menjadi desa sendiri. Lucunya, “stempel” Desa Tangkeno di Enano, tak mau dilepas masyarakat Enano, hingga sekarang. “Makanya, kami akhirnya memilih jadi Desa Enano di Tangkeno, sampai sekarang masih banyak orang bingung. Bahkan bantuan pemerintah kadang-kadang dicurigai turun di satu tempat, ya itu di Tangkeno maupun di Enano,” tambah sang Kades. Tapi seperti kata penyair asal Inggris, William Shakespeare, apalah arti sebuah nama, karena Mawar itu pasti harum meski bukan Mawar namanya. Tangkeno pun demikian, apapun sebutanya, sama sekali tidak mengurangi kemolekannya sebagai sebuah perkampungan gunung yang menawarkan kesejukan alam, hutan-hutan yang masih hijau, penduduk yang ramah dan tentu saja berbagai jejak sejarah yang menjadi peneguhannya sebagai sebuah daerah bermukimnya para petinggi daerah itu, di zamannya. Karena kemolekannya itulah, Pemkab Bombana menetapkan Tangkeno sebagai daerah wisata gunung. Bupati Bombana, H Tafdil mengatakan, di Sultra sudah ada Wakatobi yang tenar dengan wisata baharinya, ada juga Kota Kendari yang punya banyak kawasan wisata pantai. “Tapi belum ada daerah yang menawarkan wisata gunung kan…Makanya, setelah saya berkunjung ke Tangkeno, saya menggangas desa wisata, dan akan ada alokasi anggaran untuk membangun berbagai infrastruktur pendukungnya,” kata Tafdil, beberapa waktu lalu. Kelayakan Tangkeno sebagai sebuah desa wisata tak perlu diragukan. Di wilayah dengan penduduk tak lebih dari 370 jiwa tersebut, dan berada di ketinggian, sejauh mata memandang, hampir seluruh wilayah Pulau Kabaena, akan terlihat. Hamparan laut yang biru, Pulau Sagori yang indah di barat laut. Kebun-kebun penduduk yang tertata rapi, keramahan penduduknya. “Kalau siang tetap sejuk, kalau malam lumayan dingin. Potret desa pegunungan,” kata Kades Enano di Tangkeno, Abd Majid Ege. Sektor pertambangan yang kini mulai mengusik ketenangan penduduk Kabaena, dengan tawaran kemewahan bagi pengusaha dan pejabat desanya, sama sekali tak membuat Majid Ege tertarik. Ia lebih suka wajah Tangkeno yang asli, tak ada aktivitas pertambangan. Apalagi, potensi kerusakan yang sangat besar bagi daerah yag dikelola pertambangan, menjadi pertimbangan serius sang pimpinan untuk menolak. Alasan utamanya, jikalau Tangkeno sudah dirusak, maka apalagi yang asli di Kabaena. Kepala Lembaga Adat (LAT) itu sebenarnya merasa senang sekaligus galau dengan ide desa wisata di kampung yang dipimpinnya. Ia senang karena dengan desa wisata itu, maka akan banyak wisatawan yang berkunjung dan tentu saja infrastrukturnya bakal dibenahi. “Tapi saya juga takut tidak bisa mewujudkan keinginan pemerintah, menyiapkan penduduk saya untuk bisa beradaptasi dengan suasana kunjungan wisatawan suatu saat nanti,” katanya. Tangkeno ternyata sudah jamak dengan wisatawan. Kata Kades Enano, daerahnya itu setiap tahun selalu dikunjungi wisatawan asing, dari Belanda dan Inggris, dengan jumlah yang banyak. Para pelancong itu mendapatkan literature soal Tangkeno di perpustakaan dunia di Belanda, yang menerangkan tentang keasliannya. Para wisatawan itu ingin tahu seperti apa sebenarnya itu hutan, sungai dan semua tentang alam yang perawan. “Agaknya, di Inggris sana sudah tidak ada lagi hutan seperti di Tangkeno ini, di Tangkeno mereka dengan senang, berbaring di rumput, merasakan kesejukan alam. Mandi di sungai,” tukas Majid Ege, sembari terkekeh. Bahkan, belum lama ini, saat sekelompok orang asal Inggris berkunjung ke Tangkeno, diadakan pertandingan sepakbola yang kemudian terkenal dengan tajuk…Inggris Vs Tangkeno, yang digelar di sebuah lapangan bola dengan tekstur tanah tak rata di kampung itu . Meski tim lokal kemudian kalah, 1-6, mereka tetap bangga karena timnas Indonesia sekalipun, belum pernah melawan Inggris, tapi orang Tangkeno pernah merasakan atmosfir bertanding melawan orang asing. Kelak, jika kemudian desa wisata itu terwujud, ia berharap agar Tangkeno bisa punya akses-akses kehidupan yang memudahkan kemajuan penduduk. Jalan yang mengarah ke Tangkeno sudah pasti akan dimuluskan, fasilitas lain juga pasti disiapkan. Masyarakat tentu saja akan punya pekerjaan tambahan. Apalagi nanti, salah satu konsep desa wisata adalah pembukaan perkebunan berkonsep agrowisata. “Kami sudah menyiapkan lahan yang luas untuk tanaman bernilai ekonomi tinggi seperti buah-buahan,” terang Majid Ege yang ditemui Kendari Pos dengan sedikit perjuangan karena sedang berada di ladang yang baru ia buka, sekitar dua kilometer dari kampung. Itupun harus mendaki berjalan kaki. Kelak, penduduk setempat berharap untuk bisa dikembangkan tanaman alpukat. Selain bernilaio ekonomi tinggi, juga cepat berbuah. Di Tangkeno, kebetukan ada pohon alpukat yang tumbuh tanpa dirawat, tapi sangat lebat buahnya. Sebagai langkah awal mendukung gagasan desa wisata, warga setempat sudah mendirikan sebuah balai mirip tempat pertemuan yang kelak dipakai sebagai tempat belajar anak atau siapapun yang ingin mengetahui sejarah Tangkeno dan Kabaena. Bangunan yang didirikan dengan swadaya itu namanya adalah “Bantea Mpogurua” atau tempat belajar. Tak ada bantuan pemerintah sama sekali untuk mendirikan bangunan tersebut. “Disini, kami masih punya semangat gotong royong yang tinggi. Bahkan, kami buatkan Peraturan Desa (Perdes) soal ini. Tiap Rabu, kerja bakti itu dilakukan para pria, dan Minggu oleh perempuan. Mereka yang tidak datang, disepekati akan membayar denda Rp 10 ribu,” kata Majid Ege. Tapi, rutinitas Rabu dan Minggu itu tidak selalu dilakukan setiap pekan, tapi jika memang ada pekerjaan besar dalam kampung yang memerlukan tenaga besar. Itupun waktunya, jika sudah menunaikan kewajiban utama yakni mencari nafkah. Selain kearifan lokal, budaya, sejarah dan kemolekan alamnya, Tangkeno juga punya sejumlah situs yang meneguhkan Tangkeno pernah menjadi pusat peradaban di Kabaena. Di pinggiran kampung, ada lima benteng batu yang dipercaya pernah menjadi lokasi perlindungan penduduk dari serangan musuh. Lima benteng itu adalah benteng Tuntuntari, benteng Tawulagi, benteng Tondowatu, benteng Doule dan benteng Ewolangka. (bersambung) - See more at: http://www.sultrakini.com/wisata/berita-321-batu-sangia-dan-tangkeno-wajah-eksotis-pulau-kabaena-3.html#sthash.tbxZgSAp.dpuf
Panorama Gunung Sabampolulu di Tangkeno,Kabaena yang eksotik. Semoga saja pemerintah dapat mewujudkan mimpi-mimpinya di wilayah ini. inzet, kepala desa Enano di Tangkeno, Majid Ege. [abdi/kp] Digagas Jadi Desa Wisata, Tawarkan Kesejukan Alam Dipercaya sebagai pusat kerajaan Kabaena di zaman dulu, Tangkeno kini nyaris tanpa perubahan luar biasa. Peradaban memang sudah mulai maju, tapi kondisi alamnya masih sejuk, teriknya matahari disapu oleh semilir angin gunung Sabampolulu yang menjulang di bagian timur kampung itu. Orisinilitas inilah yang jadi daya tarik Tangkeno. Setelah menelusuri jejak-jejak beradaban dan kemolekan Gunung Batu Sangia di Tirongkotua, Kendari Pos memilih melanjutkan perjalanan menuju Kampung Tangkeno, yang tak kalah, bahkan jauh lebih elok. Mulailah melihat sisi uniknya Tangkeno dari cacatan administrasinya. Di dokumen kewilayahan, Tangkeno ini ditulis Desa Enano di Tangkeno. “Soalnya, ada juga Desa Tangkeno di Enano, letaknya di bagian utara kampung Tankeno ini, di bawah gunung,” cetus Firuddin, salah seorang guru di Tangkeno. Urusan “tukaran nama” desa ini, seperti penuturan Kepala Desa Enano di Tangkeno, Abd Majid Ege, bermula ketika tiga kampUng di Kabaena, yakni Tangkeno, Enano dan Lengora bersatu dalam sebuah konsep pemerintahan bernama desa gabungan, saat masih pertama kali bergabung dengan Kabupaten Buton. Pusat pemerintahannya di Kampung Enano. Setelah itu, ada usulan untuk memisahkan konsep desa gabungan ini, menjadi desa definitife, meski tetap berisi tiga kampung itu. “Masalahnya, saat SK desa ini terbit, pemerintah menulis ibukotanya itu di Tangkeno ini. Padahal kan harusnya di Enano. Karena orang Tangkeno dan Lengora tak ada yang mau jadi Kades, maka kepala desa gabungan yang tinggal di Enano, ditunjuk kembali. Tapi beliau tidak mau membangun kantor desa di Tangkeno, maunya tetap di Enano. Padahal, nama desa yang ditetapkan itu Desa Tangkeno,” Majid Ege, mengisahkan. Makanya, kepala desa yang ditunjuk itu dalam persuratan desanya, menulis Desa Tangkeno di Enano. Dalam perjalanannya kemudian, baik Lengora, Tangkeno maupun Enano akhirnya terpisah menjadi desa sendiri. Lucunya, “stempel” Desa Tangkeno di Enano, tak mau dilepas masyarakat Enano, hingga sekarang. “Makanya, kami akhirnya memilih jadi Desa Enano di Tangkeno, sampai sekarang masih banyak orang bingung. Bahkan bantuan pemerintah kadang-kadang dicurigai turun di satu tempat, ya itu di Tangkeno maupun di Enano,” tambah sang Kades. Tapi seperti kata penyair asal Inggris, William Shakespeare, apalah arti sebuah nama, karena Mawar itu pasti harum meski bukan Mawar namanya. Tangkeno pun demikian, apapun sebutanya, sama sekali tidak mengurangi kemolekannya sebagai sebuah perkampungan gunung yang menawarkan kesejukan alam, hutan-hutan yang masih hijau, penduduk yang ramah dan tentu saja berbagai jejak sejarah yang menjadi peneguhannya sebagai sebuah daerah bermukimnya para petinggi daerah itu, di zamannya. Karena kemolekannya itulah, Pemkab Bombana menetapkan Tangkeno sebagai daerah wisata gunung. Bupati Bombana, H Tafdil mengatakan, di Sultra sudah ada Wakatobi yang tenar dengan wisata baharinya, ada juga Kota Kendari yang punya banyak kawasan wisata pantai. “Tapi belum ada daerah yang menawarkan wisata gunung kan…Makanya, setelah saya berkunjung ke Tangkeno, saya menggangas desa wisata, dan akan ada alokasi anggaran untuk membangun berbagai infrastruktur pendukungnya,” kata Tafdil, beberapa waktu lalu. Kelayakan Tangkeno sebagai sebuah desa wisata tak perlu diragukan. Di wilayah dengan penduduk tak lebih dari 370 jiwa tersebut, dan berada di ketinggian, sejauh mata memandang, hampir seluruh wilayah Pulau Kabaena, akan terlihat. Hamparan laut yang biru, Pulau Sagori yang indah di barat laut. Kebun-kebun penduduk yang tertata rapi, keramahan penduduknya. “Kalau siang tetap sejuk, kalau malam lumayan dingin. Potret desa pegunungan,” kata Kades Enano di Tangkeno, Abd Majid Ege. Sektor pertambangan yang kini mulai mengusik ketenangan penduduk Kabaena, dengan tawaran kemewahan bagi pengusaha dan pejabat desanya, sama sekali tak membuat Majid Ege tertarik. Ia lebih suka wajah Tangkeno yang asli, tak ada aktivitas pertambangan. Apalagi, potensi kerusakan yang sangat besar bagi daerah yag dikelola pertambangan, menjadi pertimbangan serius sang pimpinan untuk menolak. Alasan utamanya, jikalau Tangkeno sudah dirusak, maka apalagi yang asli di Kabaena. Kepala Lembaga Adat (LAT) itu sebenarnya merasa senang sekaligus galau dengan ide desa wisata di kampung yang dipimpinnya. Ia senang karena dengan desa wisata itu, maka akan banyak wisatawan yang berkunjung dan tentu saja infrastrukturnya bakal dibenahi. “Tapi saya juga takut tidak bisa mewujudkan keinginan pemerintah, menyiapkan penduduk saya untuk bisa beradaptasi dengan suasana kunjungan wisatawan suatu saat nanti,” katanya. Tangkeno ternyata sudah jamak dengan wisatawan. Kata Kades Enano, daerahnya itu setiap tahun selalu dikunjungi wisatawan asing, dari Belanda dan Inggris, dengan jumlah yang banyak. Para pelancong itu mendapatkan literature soal Tangkeno di perpustakaan dunia di Belanda, yang menerangkan tentang keasliannya. Para wisatawan itu ingin tahu seperti apa sebenarnya itu hutan, sungai dan semua tentang alam yang perawan. “Agaknya, di Inggris sana sudah tidak ada lagi hutan seperti di Tangkeno ini, di Tangkeno mereka dengan senang, berbaring di rumput, merasakan kesejukan alam. Mandi di sungai,” tukas Majid Ege, sembari terkekeh. Bahkan, belum lama ini, saat sekelompok orang asal Inggris berkunjung ke Tangkeno, diadakan pertandingan sepakbola yang kemudian terkenal dengan tajuk…Inggris Vs Tangkeno, yang digelar di sebuah lapangan bola dengan tekstur tanah tak rata di kampung itu . Meski tim lokal kemudian kalah, 1-6, mereka tetap bangga karena timnas Indonesia sekalipun, belum pernah melawan Inggris, tapi orang Tangkeno pernah merasakan atmosfir bertanding melawan orang asing. Kelak, jika kemudian desa wisata itu terwujud, ia berharap agar Tangkeno bisa punya akses-akses kehidupan yang memudahkan kemajuan penduduk. Jalan yang mengarah ke Tangkeno sudah pasti akan dimuluskan, fasilitas lain juga pasti disiapkan. Masyarakat tentu saja akan punya pekerjaan tambahan. Apalagi nanti, salah satu konsep desa wisata adalah pembukaan perkebunan berkonsep agrowisata. “Kami sudah menyiapkan lahan yang luas untuk tanaman bernilai ekonomi tinggi seperti buah-buahan,” terang Majid Ege yang ditemui Kendari Pos dengan sedikit perjuangan karena sedang berada di ladang yang baru ia buka, sekitar dua kilometer dari kampung. Itupun harus mendaki berjalan kaki. Kelak, penduduk setempat berharap untuk bisa dikembangkan tanaman alpukat. Selain bernilaio ekonomi tinggi, juga cepat berbuah. Di Tangkeno, kebetukan ada pohon alpukat yang tumbuh tanpa dirawat, tapi sangat lebat buahnya. Sebagai langkah awal mendukung gagasan desa wisata, warga setempat sudah mendirikan sebuah balai mirip tempat pertemuan yang kelak dipakai sebagai tempat belajar anak atau siapapun yang ingin mengetahui sejarah Tangkeno dan Kabaena. Bangunan yang didirikan dengan swadaya itu namanya adalah “Bantea Mpogurua” atau tempat belajar. Tak ada bantuan pemerintah sama sekali untuk mendirikan bangunan tersebut. “Disini, kami masih punya semangat gotong royong yang tinggi. Bahkan, kami buatkan Peraturan Desa (Perdes) soal ini. Tiap Rabu, kerja bakti itu dilakukan para pria, dan Minggu oleh perempuan. Mereka yang tidak datang, disepekati akan membayar denda Rp 10 ribu,” kata Majid Ege. Tapi, rutinitas Rabu dan Minggu itu tidak selalu dilakukan setiap pekan, tapi jika memang ada pekerjaan besar dalam kampung yang memerlukan tenaga besar. Itupun waktunya, jika sudah menunaikan kewajiban utama yakni mencari nafkah. Selain kearifan lokal, budaya, sejarah dan kemolekan alamnya, Tangkeno juga punya sejumlah situs yang meneguhkan Tangkeno pernah menjadi pusat peradaban di Kabaena. Di pinggiran kampung, ada lima benteng batu yang dipercaya pernah menjadi lokasi perlindungan penduduk dari serangan musuh. Lima benteng itu adalah benteng Tuntuntari, benteng Tawulagi, benteng Tondowatu, benteng Doule dan benteng Ewolangka. (bersambung) - See more at: http://www.sultrakini.com/wisata/berita-321-batu-sangia-dan-tangkeno-wajah-eksotis-pulau-kabaena-3.html#sthash.tbxZgSAp.dpuf
TENTANG GUNUNG MEKONGGA
Gunung Mekongga merupakan gunung
tertinggi di pegunungan Mekongga yang membentang di sisi utara wilayah
Kabupaten Kolaka Propinsi Sulawesi Tenggara. Kawasan pegunungan ini
merupakan jajaran pegunungan Verbeck yang puncak-puncaknya terdiri dari
jenis batuan karst dataran tinggi. dengann puncak tertinggi 2.620 meter
dpl, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi
Tenggara. Secara geologis wilayah pegunungan ini terbentuk dari atol
yang terangkat sekitar ratusan juta tahun yang lalu. Fenomena ini
kemudian memberi ruang bagi jenis flora dan fauna yang khas yang
kemudian menjadi biota endemic yang hanya terdapat di wilayah ini.
Pegunungan Mekongga, juga ideal untuk kegiatan trekking. Titik awal
pendakian adalah dari Desa Tinukari di Kecamatan Wawo yang dapat dicapai
dengan kendaraan roda empat sekitar empat jam dari kota
Kolaka. Selama perjalanan ke puncak yang butuh 4 hari, para pendaki
gunung disuguhi suasana hutan tropis yang jarang dijamah orang, merdunya
kicau burung, sampai acara menyeberangi pertemuan Sungai Mosembo dan Sungai Tinokari. Selain itu, mungkin akan berpapasan dengan anoa atau Ular Piton dan Cobra .
Nama
Mekongga berasal dari cerita rakyat setempat yang berkisah tentang
pertempuran seorang kesatria dan seekor burung elang. Menurut hikayat,
suatu masa puncak gunung ini dihuni oleh Kongga, yaitu seekor burung
raksasa. Para penduduk sering resah karena sang burung sering membuat
onar dan mengganggu kehidupan rakyat. Kemudian tampillah seorang
bangsawan gagah berani yang berhasil menewaskan burung raksasa. Sebagai
hadiahnya, raja setempat menikahkan putrinya dengan si bangsawan. Dan
untuk mengenang jasa besar itu, kawasan tersebut diberi nama Mekongga.
Pegunungan
ini terletak di Sulawesi Tenggara, tepatnya di kabupaten Kolaka
kecamatan Ranteangin. Gunung ini disebut Mekongga karena sesuai dengan
nama penduduk asli daerah ini yaitu suku Tolaki Mekongga yang dahulunya
mendiami kerajaan Mekongga. Menurut cerita rakyat di pegunungan ini
terdapat Tebing Putih yang bernama Musero-sero yang merupakan pusat
kerajaan jin untuk wilayah Kolaka Utara. Pada intinya gunung ini jarang
didaki dan dikunjungi, namun pesonanya. tidak kalah dengan gunung lain
yang ada di Indonesia.
Pegunungan yang mempunyai puncak setinggi 2.620 m dpl ini masih sangat
perawan. Untuk mencapai pegunungan ini dimulai dari Pomalaa yang
merupakan lokasi pertambangan PT.ANTAM yang ada di Sulawesi Tenggara,
kemudian dari sana
dilanjutkan dengan menggunakan mobil angkot (pete’-pete’), dengan tarif
Rp.12.000,- per orang tujuannya adalah Terminal Larumbalangi Sabilambo.
Dari terminal larumbalangi kita melanjutkan perjalanan menuju terminal
lama kolaka dengan menggunakan angkot, dengan tarif Rp.3.000.
Kolaka adalah sebuah kota
pelabuhan kecil di tepi teluk Bone, untuk menuju desa terakhir yaitu
Desa Tinukari, dari Kolaka kita menumpang kendaraan kecil dengan tarif
Rp.25.000,- orang. Lamanya perjalanan hingga Desa Tinukari adalah 3 jam,
sepanjang perjalanan akan disunguhi oleh pemandangan Teluk Bone yang
indah. Di Pantai Tamborasi ada sungai Tamburasi yang disebut sebagai
sungai terpendek didunia, karena Jarak antara hulu dan muaranya di laut
hanya 10 m.
Rute Pendakian
DESA TINUKARI
Desa Tinukari ini berada 150 km dari Kota Pomalaa. Dari desa Tinukari jejeran pegunungan Mekongga jelas terlihat. Desa yang dihuni oleh suku Tolaki Mekongga yang merupakan turunan dari kerajaan Mekongga dan juga ada beberapa suku pendatang yang jadi penduduk didesa ini seperti : suku Toraja,Luwu,Kajang,dll. Desa ini sudah cukup baik keadaannya dan jalan didesa ini pun sudah diaspal. Jalur pendakian hanya satu yaitu dari desa Tinukari ini dan kondisinya pun tidak begitu jelas, karena jarangnya ditempuh oleh pendaki.
DESA TINUKARI – CAMP I (Kebun II Pak Basir)
Perjalanan dimulai setelah menyelusuri jalan aspal desa dan masuk kejalan setapak didalam kebun coklat, kemudian akan bertemu sebuah sungai dengan lebar sekitar 15 meter dan arusnya cukup deras. Kemudian jalan setapak yang sering dipakai pencari rotan yang terus mengikuti sungai. Sebelum mencapai sungai Aala Mosembo dan Aala Tinukari (Aala dlm bahasa Tolaki berarti sungai). kita akan dihadapakan oleh 4 sungai lainnya. Selepas daerah sungai ini baru jalan setapak masuk kedalam hutan dan mulai menanjak tajam. Tanaman masih didominasi oleh rotan dan tanaman sejenis perdu. Sekitar 2 jam berikutnya akan samapi dijalan HBI, yaitu sebuah perusahaan logging kayu pernah beroperasi tahun 1996. Kemudian tutup setelah diprotes oleh masyarakat akibat kerusakan lingkungan yang ditimbukannya. Sepanjang jalan beakas HBI yang sudah tertutup oleh ilalang dan rotan banyak ditemukan kotoran sapi. Yang konon merupakan sapi milik DI/TII dulu. Sapi-sapi tersebut sengaja dilepas di hutan ini sebagai ransum para tentara DI/TII jaman perang dahulu. Camp I merupakan sebuah rumah kebun milik Pak Basir yang berada pada ketinggian 900 m dpl. Waktu tempuh dari desa Tinukari ke Camp I ini adalah sekitar 7 jam.
CAMP I – CAMP II (Foya-Foya)
Jalur awal pendakian dari Camp I munuju Camp II masih mengikuti jalur jalan HBI. Diketinggian 1.000 m dpl, panorama mulai terbuka, vegetasi tumbuhan kayu mulai bertambah, perdu, lumut dan kantong semar muali mendominasi. Disebelah timur tampak jajaran perbukitan Mekongga yang menjari kemana-mana, dan arah jalan setapak menuju kesana. Camp II berada pada ketinggian 1.444 m dpl. Dari sisi jalur mulai menanjak dan banyak sekali bekas longsoran. Sepanjang jalan banyak ditemukan air terjun kecil. Vegetasi yang dominan adalah tumbuhan berkayu bekas yang ditumbuhi lumut. Hal ini terjadi karena daerah ini sangat lembab. Kantong Semar dan aneka jenis anggrek bias ditemukan dengan mudah.
CAMP II – CAMP III (Pos 8 Sawerigading/Hutan Lumut)
Setelah meninggalkan jalan HBI dan tiba dipuncak HBI diketinggian 1.800 m dpl, dikejauhan mulai tampak Osu Mosembo. Jalur pendakian naik turun punggungan, kita harus waspada sewaktu berjalan agar tidak salah punggungan, karena bentuk punggungan gunung ini yang menjalar kesegala arah. Kemudian jalan setapak akan samapai didaerah bebatuan yang di sebut Musero-sero diketinggian 2.370 m dpl. aerah ini diyakini oleh penduduk setempat sebagai pusat kerajaan jin untuk daerah Kolaka Utara. Disini terdapat sebuah batu yang seperti meriam dan moncongnya menhadap kearah “KABAH” tebing batu nun jauh di sebelah Timur. Dari Musero-sero perjalanan bertambah berat karena harus memanjat tebing-tebing dan tanjakan-tanjakan yang tanpa henti hingga sampai pada Camp III. Setelah sehari berjalan baru sampai di Camp III yang merupakan sebuah dataran yang berada di puncak bukit. Ketinggiannya 2.500 m dpl.
Puncak Mekongga merupakan batuan gamping, untuk menuju kesana harus beberapa kali berpindah punggungan dan melipir . Mendekati puncak kita akan dihadapkan oleh sebuah tebing, tidak ada jalan lain tebing tersebut harus dipanjat untuk mencapai puncak Mekongga. Hati-hati karena batuan tebing ini mudah lepas.Puncaknya merupakan bebatuan tajam yang cukup luas.
Perijinan
Tidak ada aturan khusus untuk mendaki gunung ini, tapi ada baiknya anda melengkapi diri dengan surat jalan dari organisasi atau bila perlu dari kepolisian tempat asal. Selebihnya kita cukup minta ijin pada Kepala Desa Tinukari.
Keindahan dan keperawanan alam pegunungan Mekongga ini adalah merupakan atraksi utama dalam perjalanan pendakian ke gunung ini, selain itu juga adat istiadat dari penduduk asli juga tidak kalah menariknya.
Gunung semeru merupakan
gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru
(3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya
pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah.
Terutama disekitar ranu kumbolo. Desa terakhir yang harus kita lewati
untuk menuju puncak Mahameru adalah desa Ranu Pane. Untuk menuju
Ranupane bisa dari kota malang atau lumajang. Dari terminal kota malang
naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk
Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang. Di
Ranu Pane terdapat Pos pemeriksaan, warung dan pondok penginapan.
Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga
terdapat dua buah danau yakni danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo
(0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl. Ada dua jalur yang bisa
ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru. Tetapi kedua jalur
tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo. Jalur Pendakian Gunung Semeru via
Watu Rejeng. Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek. Peta
Dua Jalur Pendakian Gunung semeru - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.ueahs5Lw.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak
tertingginya Mahameru (3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati
pendaki. Biasanya pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya
yang indah. Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.pzDN4DIC.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak
tertingginya Mahameru (3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati
pendaki. Biasanya pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya
yang indah. Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru
Jalur Pendakian Watu Rejeng
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo
Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit
menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa
Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan
terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja
tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas
kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang
tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat
batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat
indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak
semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang
masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.
Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga
ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini
terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini
sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah
pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan,
kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m
dengan luas 14 ha.
Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin.
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan
yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat
indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus
seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara
dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat
pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini
dinamakan Cemoro Kandang.
Cemoro Kandang - Pos Kalimati
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada
ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk
beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada
pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api
unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan
ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Pos Kalimati - Arcopodo
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500
meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang
rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan
cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang
stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian
2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Arcopodo - Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai),
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang
bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari
Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air.
Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain
terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun
dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad
Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai
kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Jalur Pendakian Ayek-Ayek
Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur
Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi
jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari
desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran
penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan
kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih
baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan
gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap
waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak
melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa
pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang
jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan
satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan
tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah
luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung
Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus
sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu
hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan
mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,
kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila
pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng
selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai
panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang
sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.pzDN4DIC.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sifat Orang berdasarkan dengan hobby petualangan alam bebas
Hasil ini hanyalah berdasarkan pada pengamatan dan pengalaman beberapa kawan penulis dan pengalaman pribadi penulis sendiri yang sejak kecil sudah hoby dengan kegiatan lama bebas..kalo orang jawa bilang hasil ini menggunakan ilmu titen (memperhatikan kebiasaan) tentang hal2 yang terjadi dari waktu kewaktu dan cenderung hal tersebut terulang secara terus menerus pada subjek yang di perhatikan…
Hasil tulisan ini merupakan pengamatan penulis dan kawan-kawan sejak tahun 2001. di sini penulis hanya mencoba share dengan para petualang semua semoga postingan ini bisa menambah wawasan dan wacana tentang pecinta alam atau sering juga di sebut penggiat alam bebas..
Berdasarkan hobi yang di tekuni dalam kegiatan out door dapat di simpulkan kepribadian seseorang sebagai berikut :
1. Pendaki gunung (biasa di sebut dalam OPA atau mapala orang yang seneng mendaki gunung tergabung dalam divisi Gunung Hutan/Rimba Gunung)
Orang yang kegiatan alam bebasnya lebih dominan dengan kegiatan pendakian biasanya mempunyai sifat:
Merasa tertantang (the challenger) dengan segala sesuatu yang belum dan akan dilakukan
mempunyai solidaritas yang tinggi dengat kelompok atau team
apabila ada individu yang menonjol dalam team biasanya akan menjadi leader yang tangguh, bijak dan berani berkorban untuk team dalam kondisi apaun
Ketika percaya dirinya hilang maka akan lama lagi munculnya
Karena dalam melakukan kegiatan banyak berhitung resiko maka kadang muncul sebuah keraguan
Kadang keraguan yang muncul akan menjadikan penghalang untuk maju
2. Pemanjat tebing (Climber)
Orang yang yang kegiatan out doornya lebih dominan di kegiatan panjat tebing mempunyai sifat:
Mempunyai kepercayaan diri yang sangat tinggi
Sangat suka dengan kegiatan yang beresiko tinggi
Senangnya menjadi seorang single fighter
Ketika menjadi seorang pemimpin cenderung otoriter dan sering tidak mendengar saran orang lain
Egonya sangat tinggi (karena merasa mampu bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan teman)
Cenderung introvet namun jangan di tanya kalo sudah bicara loyalitas terhadap kelompok mereka termasuk orang yang berani mati dalam membela kelompoknya.
TRACKING KENDARI
Tracking kendari adalah sebuah komunitas petualang yang berasal dari berbagai daerah di sulawesi tenggara, yang berbasic pada kegiatan alam terbuka seperti pendakian gunung dan pemanjatan tebing. dengan menganut nilai-nilai persaudaraan, solidarity dan cepat tanggap dalam bertindak tanpa menghilangkan safety prosedur kegiatan petualangan alam terbuka.
'mari bergabung dan berpetualang bersama kami, melihat indahnya Indonesia dan luasnya Dunia'
'mari bergabung dan berpetualang bersama kami, melihat indahnya Indonesia dan luasnya Dunia'
Subscribe to:
Posts (Atom)